Tulisan Softskill
Nama : Lugas Setyo
Aji
NPM : 24212257
Kelas : 1EB13
UNIVERSITAS GUNADARMA 2012
Pengertian Cipta Rasa Karsa
Cipta Rasa Karsa (Versi A)
Mungkin banyak dari kita pernah mendengar kata-kata TRIDAYA yaitu Cipta, Rasa dan Karsa.
Tetapi sangat sedikit dari kita memahami secara mendalam tentang
Tridaya ini. Inilah sebuah kekuatan maha dahsyat yang ada pada diri kita
yaitu kekuatan Cipta, Rasa dan Karsa/Kehendak. Kekuatan inilah yang
sebenarnya menggerakkan setiap aktifitas yang kita lakukan setiap hari
mulai dari bangun tidur yaitu saat pertama kali kaki menginjak
tanah/lantai hingga saat ketika kita melepas semua kepenatan hidup dan
membaringkan tubuh kita untuk tertidur lelap. Semuanya itu adalah berkat
kreasi dari Tridaya ini. Apakah Tridaya itu? Inilah yang ingin kita
ulas dalam tulisan ini. Semoga ada manfaatnya.
Cipta ialah kekuatan yang membuat gambar-gambar
terhadap rencana dan segala sesuatu yang telah terjadi berupa Citraan
(gambaran) yang ada di benak kita. Kemudian Rasa ialah
kekuatan halus yang menyelimuti dan menyatu dari setiap gambar-gambar
atau citraan terhadap segala sesuatu yang membawa kesan, hal ini sering
kita namakan perasaan (emosi pribadi). Dan yang terakhir adalah Karsa atau kehendak/tekad. Inilah kekuatan yang menggerakkan segala Cipta dan Rasa itu menjadi terlaksana.
Bagi orang-orang yang telah mengenal diri pribadinya, seharusnya
sudah bisa mengatur Tridaya ini sehingga menjadi suatu kekuatan yang
manunggal/menyatu. Dalam bukunya Karya Agung, Ki Ageng Nitiprana
menjelaskan bahwa sangat sulit untuk menentukan dari ketiga daya ini
yang bergerak lebih dahulu. Memang ada kalanya Cipta, adakalanya Rasa,
tapi ada kalanya juga Karsa/tekad yang menggerakkan kekuatan-kekuatan
yang menimbulkan pekerti dalam diri kita.
Untuk mendapatkan pembuktian dari kekuatan Tridaya yang ada dalam
diri kita, alangkah baiknya setiap dari kita selalu meneliti atas
tindak-tanduk dan perbuatan yang kita lakukan. Apakah tindakan yang kita
perbuat bermula dari adanya Cipta, Rasa atau Karsa. Hal ini diperlukan
untuk bisa lebih memahami kekuatan yang lebih dominan dalam diri kita.
Apakah Cipta, Rasa atau Karsa yang muncul lebih dahulu? Hal ini penting,
sehingga dikemudian hari kita lebih bisa memanfaatkan kekuatan Tridaya
tersebut agar lebih optimal. Untuk memudahakan memahami masalah tridaya
ini, kita bisa lihat dari contoh berikut;
Sebagai contoh ada seseorang bernama si fulan yang sudah mengenal
diri pribadinya, mencoba mendapatkan apa yang ia cita-citakan. Ia
mencita-citakan ingin mendirikan sebuah penerbitan. Si fulan yang saat
itu tidak mengetahui sama sekali tentang penerbitan kemudian menggunakan
Ciptanya. Ia mulai menggambarkan dalam batinnya sebuah buku yang bisa
ia cetak dan terbitkan sendiri, ia menggambar detail dari proses membuat
buku tersebut. Tetapi karena tidak didukung dua kekuatan tridaya yang
lainnya maka cita-citanya tersebut agak tersendat. Kemudian ia
memperbaiki caranya. Pada saat menggambar kembali terhadap cita-citanya
tersebut, ia mengikutsertakan kekuatan Karsa/kehendak yang
menggebu-gebu, sehingga muncullah perasaan yang menyelimutinya atas
cita-cita itu. Jadi setelah Tridaya itu menyatu, antara gambar yang ia
buat, kemudian tekad yang membaja, serta persaan yang membuat yakin atas
cita-citanya maka seketika itu pintu terbuka dan dihadapan terbuka
jalan untuk mewujudkan cita-citanya, seakan dimudahkan proses
terwujudnya mendirikan penerbitan, ia melaluinya dengan mudah. Sehingga
cita-citanya terwujud dan menjadi kenyataan.
Jadi setiap orang dan setiap kasus berbeda-beda dalam menggunakan
Tridaya ini. Hampir setiap hari, setiap detik kita menggunakan kekuatan
tridaya, tapi sayangnya kita tidak pernah memperhatikan prosesnya dan
menyadarinya. Apabila kita mampu mengelolanya dengan baik sehingga mampu
memanunggalkan tridaya tersebut, maka tidak ada yang tidak mungkin
dalam hidup ini. Kita adalah mahluk yang paling sempurna, dan mendapat
mandat sebagai khalifahNya. Maka kita dan Tuhan berkreasi bersama di
Bumi ini untuk kemajuan dan keharmonisan alam semesta.
Dalam perkara yang lebih luhur lagi, bagi mereka yang sudah mengenal
NUR ILAHI disaat mi’raj. Dapat menggunakan dan membiasakan kekuatan
Tridaya ini untuk bisa manunggal saat memasuki alam keluhuran. Bisa
menggunakan kendaraan Cipta, Rasa atau Karsa disaat memulai memasuki
alam keluhuran tersebut. Hingga tiba saat dimana Tridaya ini kita
tinggalkan. Bila sudah tiba waktu yang tepat dan saat yang tepat,
kekuatan Tridaya ini luluh dengan sendirinya menjadi kekuatan TRIDAYA
SANG MAHA AGUNG. Tidak ada lagi cipta, rasa dan karsa insan. Kepasrahan
total, yang menarik kuat untuk terus memasuki lorong-lorong CAHAYA.
Hingga hampa tak ada apa dan siapa, suwung dalam hening yang
membahagiaakan. Cahaya tanpa warna, berkilau tanpa dapat diberi nama
lagi.
Cipta Rasa Karsa (Versi B)
Ketika The Secret terbit, gemanya nyaris memenuhi planet ini. Dunia
seolah tersentak, The Secret tidak lagi menjadi rahasia bagi siapapun.
Dalam pandangan Rhonda, The Secret adalah rahasia kesuksesan yang
dimiliki tokoh-tokoh besar dan sejumlah orang sukses dari berbagai
belahan dunia sejak zaman 3000 tahun sebelum Masehi hingga abad modern
sekarang.
Berpijak pada Hukum Ketertarikan (Law of Attraction), Rhonda Byrne
berhasil mengemas The Secret menjadi sebuah karya menakjubkan dalam
bentuk buku, website dan DVD. Pundi-pundi uangnya pun bertambah.
Apa yang dikatakan Rhonda benar adanya. Setiap bangsa di dunia memiliki
resep sukses yang cenderung memiliki kesamaan dengan bangsa lainnya di
dunia, termasuk Indonesia.
Dalam tradisi budaya Nusantara, resep sukses itu terangkum dalam istilah
cipta, rasa dan karsa. Tiga komponen kata tersebut merupakan satu
kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan (tritunggal). Pada masa lalu,
kemampuan manusia dalam mengolah cipta, rasa, karsa telah menghasilkan
peradaban menakjubkan.
Cipta, rasa dan karsa merupakan kekuatan manusia dalam mempertahankan
kelangsungan hidup. Inilah yang melahirkan peradaban besar di masa lalu,
sebagaimana ditunjukkan orang-orang yang hidup pada masa Majapahit,
Mataram, Singasari, Demak, Sriwijaya, dll. Begitupula dengan tokoh-tokoh
besarnya, seperti Gajah Mada, Hayam Wuruk, Sultan Agung, Prabu
Siliwangi, Wali Songo, Sukarno, Arupalaka, Diponegoro, dll.
Itulah sebabnya, umumnya orang-orang tua dahulu sering mengatakan bahwa
apabila kita bisa menyelaraskan 3 komponen kata di atas, maka kita akan
bisa merasakan nikmatnya kehidupan (kemakmuran dan kebahagiaan).
Ketiga komponen (cipta, rasa dan karsa) tersebut merupakan bagian dari
sistem kebudayaan Nusantara yang tak terpisahkan dari bingkai utamanya,
yaitu spiritualitas.
Penyederhanaan Makna
Makna cipta, rasa dan karsa memang terkesan sulit dipahami. Terutama
pemahaman hakekatnya. Banyak yang mengetahui ketiga istilah tersebut,
tetapi tidak banyak yang mengetahui cara menggunakannya. Penyederhanaan
diperlukan untuk lebih memahami maknanya, sehingga dapat dimanfaatkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila dikaji lebih jauh, ternyata makna ketiga kata itu sederhana.
Meski begitu, terdapat perbedaan cara dalam menerapkannya. Perbedaan itu
terletak dalam tradisi daerah masing-masing (budaya turun temurun,
seperti ritual-ritual, tapa brata, kaharingan, kejawen, dll.) dan dalam
tradisi dengan unsur keagamaan samawi, seperti puasa, zikir, tarekat dan
ajaran tasawuf. Tetapi hakekatnya tetap sama.
Secara singkat dapat dikatakan, cipta berarti keinginan menciptakan
sesuatu (tahap awal berada dalam pikiran). Dibutuhkan kekuatan
visualisasi atau daya cipta terhadap keinginan itu.
Tahap berikutnya adalah rasa atau merasakan sesuatu yang tercipta dalam
pikiran. Sesuatu yang kita ciptakan dalam pikiran seolah-olah sudah
maujud dan kita dapat merasakan kehadirannya.
Setelah sesuatu tercipta dalam pikiran yang disusul dengan merasakan
hasil ciptaannya, maka dilanjutkan dengan karsa atau berupaya mewujudkan
keinginan tersebut secara nyata, sehingga dapat dilihat, disentuh dan
dimanfaatkan (berdaya guna).
Cipta
Proses penerapan cipta ini menggunakan kekuatan pikiran dan imajinasi.
Pada saat berdoa atau memohon kepada Tuhan, maka kita harus mengetahui
apa yang kita minta atau mohonkan itu.Sehingga kita harus memahami arti
dan makna dari doa-doa yang kita panjatkan.
Selain memanjatkan doa sebagaimana diatur dalam syariat agama, kita
biasanya juga berdoa untuk hal-hal khusus yang diinginkan. Misalkan,
keinginan memiliki pekerjaan, uang, rumah, pendamping hidup, dll.
Umumnya doa itu diucapkan dalam bahasa ibu.
Dengan kata lain, ketika kita menginginkan sesuatu dalam kehidupan, maka
langkah pertama yang harus dilakukan adalah harus jelas apa yang
sungguh-sungguh kita inginkan.
Agar daya cipta terhadap apa yang kita inginkan menjadi jelas, tulislah
apa yang diinginkan tersebut dengan jelas. Tidak ada batasan terhadap
apapun yang diinginkan, sepanjang untuk kebaikan sendiri. Buatlah skala
prioritas dalam catatan keinginan dan tumbuhkan hasrat terhadap
keinginan.
Kemudian lakukanlah visualisasi terhadap keinginan itu. Untuk
mempermudah visualisasi, gunakanlah gambar atau foto. Katakanlah kita
menginginkan rumah, maka ambillah gambar rumah, lalu letakkan di manapun
kita dapat melihatnya setiap saat.
Gambar tersebut akan membantu kekuatan daya cipta terhadap apa saja yang
kita inginkan. Visualisasi adalah salah satu daya cipta yang sangat
kuat dalam benak kita. Ketika memvisualisasikan sesuatu, seolah-olah
kita sedang membentuknya.
Rasa
Cara menerapkannya menggunakan kekuatan perasaan batin atau emosi jiwa.
Setelah kita menggunakan daya cipta terhadap keinginan, maka dilanjutkan
dengan merasakan dalam batin bahwa keinginan tersebut telah hadir dan
dirasakan.
Inilah sebenarnya yang dimaksud agar dalam berdoa harus dilakukan dengan
sungguh-sungguh dan yakin doanya pasti dikabulkan. Apapun permohonan
kita tidaklah sulit bagi Tuhan untuk mengabulkannya. Kita harus selalu
berprasangka baik kepada Tuhan, karena Tuhan mengikuti persangkaan
hamba-hambaNya.
Sehingga kita harus percaya apa yang kita minta sudah menjadi milik kita
dan telah menerimanya. Seseorang yang berdoa dengan keyakinan penuh
seperti ini akan terlihat ekspresi wajahnya usai berdoa, yaitu diliputi
perasaan bahagia, senang dan gembira. Meski saat berdoa tangan bergetar
dan mata berlinang air mata. Sangatlah penting untuk merasa diri kita
selalu dalam keadaan baik dan bahagia.
Pada intinya tidak boleh ada keraguan sedikitpun. Keraguan dapat merusak
daya cipta dan perasaan kita sendiri. Karena itu, rasakan seolah-olah
kita telah menerima apa yang kita inginkan. Itulah sebabnya, kita harus
benar-benar berhasrat terhadap apapun yang diinginkan.
Seperti diuraikan sebelumnya, keinginan itu harus jelas dan jangan
setengah-setengah. Misalkan, seseorang memiliki keinginan untuk bekerja
di perusahaan pertambangan, tetapi dengan hasrat yang tidak terlalu
menggebu-gebu atau sekadarnya saja.
Ketika kemudian keinginan itu tercapai, biasanya tidak akan betah
bekerja di perusahaan tambang tersebut. Hal ini terjadi karena hasratnya
memang tidak ada. Tentu sia-sia saja keinginan itu. Bahkan terkesan
menolak pemberian Tuhan, meski sebelumnya orang itu yang meminta. Jadi
jangan main-main dengan doa. Harus sungguh-sungguh.
Karsa
Karsa bermakna keinginan atau kemauan yang kuat. Apabila dalam tahap
cipta dan rasa, keinginan-keinginan itu masih tak kasat mata, maka dalam
tahap selanjutnya keinginan itu harus diupayakan maujud sehingga dapat
dilihat, disentuh dan dimanfaatkan sesuai kebutuhan. Karsa berarti
kekuatan untuk mewujudkan keinginan tersebut menjadi nyata. Persoalannya
adalah dengan cara bagaimana mewujudkannya?
Tugas kita sebenarnya bukanlah menemukan bagaimana caranya. Sebab cara
itu akan muncul dengan sendirinya dari komitmen dan keyakinan pada apa
yang diinginkan. Cara adalah urusan Tuhan.
Dengan kata lain, Tuhanlah yang selalu tahu cara tersingkat, tercepat
dan terharmonis dalam mewujudkan keinginan kita. Jadi yang perlu
dilakukan adalah bekerja (apapun pekerjaan itu) dengan perasaan
sungguh-sungguh dan ikhlas dalam menjalaninya. Bersyukurlah dengan apa
yang sudah dimiliki dan lakukan pekerjaan apa saja. Jangan diam atau
duduk bermalas-malasan.
Meskipun tampak yang dikerjakan saat ini tidak sesuai dengan
keinginan-keinginan yang diharapkan, tetapi yakinlah keinginan itu akan
terwujud.
Kita bisa memulainya tanpa bekal apapun, serta tanpa tahu jalan mana
yang harus dilalui. Tuhan yang akan membuatkan jalan untuk mencapai
keinginan kita. Sebab Tuhan akan memberi rezeki dari arah yang tidak
disangka-sangka.
Harap difahami, ketiga istilah tersebut tidak harus berurutan. Bisa saja
dimulai dari cipta, karsa, rasa atau rasa, cipta, karsa atau karsa,
cipta, rasa. Bebas-bebas saja.
Demikian sekelumit rahasia kekuatan cipta, rasa dan karsa. Ketiga
istilah tersebut merupakan warisan para leluhur negeri ini dan pernah
menghasilkan peradaban besar.